Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang – , Padang: Perguruan Tinggi Diniyah Puteri merupakan pesantren putri tertua di Padang Panjang, Sumatera Barat. Selain mempelopori pendidikan pesantren modern di Indonesia, pesantren berusia 82 tahun ini telah banyak melahirkan politisi dan menteri di Malaysia.

Baru-baru ini SCTV menilik keberadaan pesantren yang berdiri sejak tahun 1923 ini. Pendiri pesantren ini, Rahmah el Yunusiyah, mungkin tidak menyangka pesantren yang awalnya hanya menerima 16 santri ini akan berkembang pesat dan bermain. peranan penting dalam pendidikan perempuan. Saat ini, sekitar 1.600 siswi belajar agama, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, di universitas ini.

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

Menurut Wakil Kepala Sekolah Diniyah Puteri Fauziah Fauzan, Rahmah pertama kali terinspirasi oleh kakak laki-lakinya, Zainuddin Labay el Yunusy, yang mendirikan Sekolah Diniyah pada tahun 1915, yang kemudian dikenal dengan nama Sekolah Thawalib Padang Panjang.

Bi Sumbar Serahkan Anugerah Bi Award Kepada Pimpinan Pondok Pesantren Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang

Pada tahun 1937, Rahmah mendirikan kelas baru yaitu Kulliyatul Mualimat el Islamiyyah yang setara dengan sekolah menengah atas. Kelas inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Sekolah Pelatihan Guru Keagamaan (PGA) yang didirikan pemerintah.

Meski sudah berdiri lebih dari 80 tahun, namun situasi di Rumah Singgah Putri Diniyah tidak banyak berubah. Rumah yang ditempati Aisyah Amini, politisi berjuluk Raja Senayan, dan Aisyah Gani, mantan menteri di pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Mahattir Mohamad, seperti pada awalnya. Mungkin hanya furnitur interior saja yang diubah.

Saat ini, selain dari seluruh Tanah Air, santri dari Malaysia dan Thailand bersekolah di Pondok Pesantren Diniyah. sedangkan pelajar lokal atau Sumbar hanya 30 persen (YYT/Aldian)

* Fakta atau ilusi? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang disiarkan, silakan gunakan WhatsApp dengan nomor Cek Fakta 0811 9787 670 cukup dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan.

Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Peluang Perempatfinal Terbuka Lebar, STY Minta Timnas Indonesia Abaikan Jordan di Piala Asia U-23 2024

Erick Thohir Puji Semangat Timnas yang Kalahkan Australia di Piala Asia U23 2024: Indonesia Ingin Sesuatu yang Tak Biasa VOICE OF Islamic Boards School | Padang – Delapan santri Pondok Pesantren Diniyyah Puteri Padang Panjang dan tiga rekannya berkesempatan mengunjungi Jepang untuk menuntut ilmu (EduTrip), pada tanggal 6 hingga 13 September 2023. Japan EduTrip 2023 kembali digelar setelah sempat tertunda beberapa tahun karena adanya pandemi COVID-19.

Selama berada di Jepang, siswa mengunjungi berbagai situs budaya dan sejarah penting. Mereka mengunjungi beberapa tempat, termasuk Risho no Mori di Sakai untuk mempelajari praktik upacara minum teh, Sakai Clean Center.

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

Selanjutnya rombongan mengunjungi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Hatchōbaru, Pabrik Omron, kemudian melewati Kota Tua Naramachi dan membeli sayuran dan buah-buahan yang dijual langsung kepada petani di Minorinosato Shiraniwa.

Koperasi Diniyyah Puteri Padang Panjang Mencari Berkah Sistem Syariah

Selain itu, para siswa juga mengikuti kegiatan pembelajaran di SMA Ikue Nishi dan berbincang dengan siswa dari Ritsumeikan Asia-Pacific University di Beppu, Jepang.

Pada acara ini siswa berinteraksi langsung dengan pelajar Jepang dan bertukar informasi mengenai pendidikan Jepang.

“Saat kami di Jepang, kami belajar banyak hal baru. Kami belajar tentang upacara minum teh, teknologi modern, dan sejarah Jepang dengan mengunjungi museum, dan kami bahkan mendiskusikan penghapusan senjata nuklir dengan mahasiswa lain yang merupakan anggota kelompok yang disebut Utusan Muda Perdamaian. “Kami sangat terinspirasi dan berharap ilmu yang kami peroleh dapat digunakan di kehidupan selanjutnya,” ujar Nisrina, salah satu siswa yang mengikuti EduTrip ke Jepang.

Fauziah Fauzan El Muhammady, Kepala Pondok Pesantren Diniyyah Puteri Padang Panjang yang turut menjadi salah satu santri mengatakan, “Melalui EduTrip ke Jepang ini, kami berharap para santri Diniyyah Puteri Padang Panjang dapat memperluas pemahamannya mengenai budaya dan pendidikan di negara-negara lain. . , dan mudah-mudahan menjadi alasan bagi mereka untuk mengembangkan dan mengejar cita-citanya di masa depan,” ujarnya. [rojink]Selama berabad-abad, Padang Panjang disebut sebagai kota beranda Mekah. Kota yang terletak di antara Gunung Marapi dan Singgalang, di provinsi Sumatera Barat, memiliki konotasi Islam yang kuat sejak zaman dahulu. Padang Panjang juga menonjol sebagai mercusuar peradaban Islam di kepulauan tersebut.

Pdf) Perguruan Diniyyah Putri Lampung: Pesantren Pencetak Pendidik Perempuan

Salah satu kebanggaan masyarakat setempat adalah Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri Padang Panjang. Lembaga ini didirikan oleh Rahmah El Yunisyyah, Pangeran Minangkabau, pada tanggal 1 November 1923. Rahmah mempunyai ide untuk mendirikan pendidikan Islam setelah belajar di Sekolah Diniyyah yang didirikan oleh kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy, pada tahun 1915.

Menurut Kepala Sekolah Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan El Muhammady, pendiri sekolah tersebut sering disapa Bunda Rahmah. Wanita kelahiran 26 Oktober 1900 ini bermimpi menjadikan Padang Panjang sebagai penghasil guru perempuan. Mereka diharapkan dapat mendidik generasi penerus dengan baik.

Nanay Rahmah, lanjut Fauziah, mempunyai prinsip yang kuat. Ia meyakini, nasib masa depan ada di tangan perempuan terpelajar. Karena kelak mereka akan menjadi ibu dan anak di setiap keluarga.

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

“Awalnya Mama Rahmah menyiapkan Perguruan Tinggi Putri Diniyyah untuk melatih guru. Karena saat itu di Padang Panjang belum ada lembaga pendidikan khusus perempuan,” kata Fauziah.

Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang

Fauziah melanjutkan: Mama Rahmah ingin mengangkat harkat dan martabat perempuan saat itu. Penduduk asli Padang Panjang ini tidak ingin perempuan Indonesia hanya mendapat pendidikan dasar saja. Sebab perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan tinggi, sama seperti laki-laki.

Lebih lanjut, sistem Bunda Rahmah meyakini bahwa mengajar laki-laki berarti mengajar manusia. Namun, mendidik perempuan berarti mendidik satu keluarga di rumah.

“Melalui perguruan tinggi ini, beliau ingin perempuan menjadi ibu dan pemimpin yang baik, di komunitasnya atau di kalangan pelajarnya dan setidaknya menjadi ibu yang baik di rumah dan di keluarga,” kata Fauziah.

Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri terus berkembang pada masa kemerdekaan Indonesia. Sejak tahun 1976, lembaga ini terus memperluas standar pendidikan yang ditawarkannya. Bahkan, universitas akhirnya dibuka untuk umum.

Pelopor Pesantren Perempuan Di Jawa Timur

“Universitas pertama yang didirikan Mama Rahmah, Fakultas Tarbiyah yang masih eksis hingga saat ini, menawarkan dua program studi,” jelas Fauziah.

Ia mengatakan Diniyyah Girls’ College merupakan sekolah berasrama putri pertama di benua Asia. Padahal, akunya, sebelum adanya Diniyyah Puteri, di Jepang sudah ada sekolah khusus perempuan. Namun, sekolah tersebut malah tidak menggunakan sistem asrama. Itu sebabnya predikat pertama di Asia masih menjadi milik lembaga yang didirikan Rahmah El Yunusiyyah ini.

Pada bulan Juni 1957, Rahmah berangkat ke Mesir atas undangan Imam Besar Universitas al-Azhar. Di sana ia juga mendapat gelar doktor honoris causa yang artinya Syekh. Ini merupakan pertama kalinya Al-Azhar menganugerahkan gelar kehormatan kepada seorang perempuan. Pada bulan Juni 1957, Rahmah menerima undangan Imam Besar Universitas al-Azhar. Ia mendapat gelar Dokter Hononis Causa, yaitu Syekh. Ini merupakan pertama kalinya Al-Azhar menganugerahkan gelar kehormatan kepada seorang perempuan. BAGIKAN INI

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

(1978), al-Azhar selanjutnya dipengaruhi oleh inovasi yang diperkenalkan oleh lembaga ini di Sumatera Barat. Alhasil, pimpinan kampus Islam akhirnya membuka Kulliyatul Lil Banat pada tahun 1962. Sejak berdiri selama berabad-abad, untuk pertama kalinya al-Azhar menyelenggarakan kursus khusus muslimah.

Diniyyah Puteri Punya Asrama Baru, Semoga Santriwati Pintar Bangun Jejaring

Saat ini Perguruan Tinggi Diniyyah Puteri Padang Panjang terus menjadi lembaga pendidikan populer. Tidak hanya di Sumbar, tapi juga di daerah lain bahkan negara tetangga.

Mengunjungi sekolah di Jalan Abdul Hamid Hakim beberapa hari yang lalu. Siswa terlihat keluar kelas dengan mengenakan seragam. Mereka langsung menuju kamar.

Sore itu, kelas baru saja berakhir. Mereka pun bersiap menunaikan salat Zuhur berjamaah. Yang lain sedang berbicara. Ada juga yang mendiskusikan pelajaran sambil menawar. Setelah berdoa, mereka melanjutkan pelajaran lainnya di kelas.

Menurut Erwita Dewiyani, Direktur Asrama Diniyyah Puteri Padang Panjang, seluruh siswi sudah terbiasa menjalani kehidupan terorganisir setiap hari. Tokoh yang kerap disapa Ummi Dewi ini menggambarkan proses siswa. Mereka bangun mulai pukul 04:00 WIB. Kemudian mereka salat malam (

Grand Smart Motivation

) bersama. Kemudian masing-masing dari mereka mandi dan melaksanakan shalat subuh bersama-sama. Ketika hari masih pagi, mereka mulai sarapan dan menyiapkan segala sesuatu yang mereka butuhkan untuk bersiap-siap ke kelas.

Kelas berakhir sampai tengah hari. Usai salat Zuhur seperti biasa, mereka bisa kembali belajar di kelas atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah juga menawarkan halakah, hafalan Alquran, dan pengajian bulanan. “Tujuan kami mendidik siswa menjadi tiga orang, ahli dalam beribadah dan berakhlak baik,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Sebuah gerakan kolektif untuk menyebarkan informasi sehat kepada masyarakat luas. Karena pengetahuan yang sehat membangun masyarakat yang sehat.

Pesantren Diniyah Putri Padang Panjang

Panduan Dunia Maya| Kebijakan Privasi| Edisi | Kondisi umum | TENTANG REID © 2022 PT Media Mandiri Padang Panjang telah menjadi pusat pengembangan Islam di Minangkabau sejak zaman dahulu. Kita ingat bahwa Nagari Gunung merupakan pusat pengembangan agama Islam yang dibawakan oleh Haji Miskin, sebagai salah satu dari tiga Haji yang aktif dalam pengembangan agama Islam di wilayah ini. Kecuali Haji Piobang dan Haji Sumanik.

Pesantren Bahasa Di Tanah Datar Dengan Sistem Pendidikan Modern, Pp Nurul Ikhlas

Selanjutnya jauh sebelum berdirinya perguruan tinggi agama dalam sistem pendidikan pesantren, seperti Thawalib, Diniyah Putri, Diniyah Putra, Kauman Muhammadyah, Serambi Mekkah, Pondok Pesantren Terpadu Modern dan lain-lain semakin meningkat hingga sampai jumpa. sekarang, Padang. Panjang sudah mempunyai perguruan tinggi agama yang diakui halaqahnya. Antara lain halaqah yang didirikan oleh ayah mendiang guru besar HAMKA. Halaqah berbentuk perguruan dengan sistem pengajian melingkar dengan seorang guru di tengahnya.

Sistem pengajarannya tidak menggunakan kursi, melainkan selalu bersila. Perguruan halaqah ini melahirkan ulama-ulama hebat yang sangat disegani pada masanya. Dan banyak terjadi di Padang Panjang, sebelum berdirinya pesantren seperti sekarang ini.

Menurut banyak sumber selain Taufik, Dr. Mngkuto Rajo, keinginan para pendiri perguruan tinggi agama Islam untuk mendirikan halaqah dan pesantren Islam sejak dahulu kala hingga saat ini di kota kecil ini nampaknya lebih dari itu.

Pesantren diniyah putri, pesantren thawalib padang panjang, pesantren diniyyah puteri padang panjang, pondok pesantren diniyah putri padang panjang, pondok pesantren padang panjang, biaya masuk pesantren diniyah putri, pesantren diniyah putri pekanbaru, diniyah putri padang panjang, pondok pesantren thawalib padang panjang, ponpes diniyah putri padang panjang, biaya masuk pesantren diniyah putri pekanbaru, pesantren di padang panjang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like