Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli – Masyarakat suku Minang mendominasi di provinsi Sumatera Barat. Sebanyak 4.846.909 jiwa penduduk Sumbar merupakan suku Minang. Namun, tahukah Anda dari mana sebenarnya asal usul suku Minang?

Menurut isi buku kecil sejarah situs budaya Minangkabau karya Jorong Batur, sejarah Minangkabau secara umum hanya diketahui di Tambo.

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Tambo merupakan hikayat atau cerita yang menggambarkan asal usul nenek moyang masyarakat Minangkabau, hingga terbentuknya berbagai peraturan yang dibuat hingga saat ini.

Batu Batikam Dan Pembuktian Dua Tokoh Minangkabau

Namun, diperkirakan hanya sekitar 2 persen konten sejarah kabel yang bersifat historis. Pasalnya, isi thread tersebut penuh dengan informasi umum dan pribadi.

Saat ini Tambo yang populer di Sumatera disebut Tambo Layang. Tambo Layang berumur sekitar 200 tahun. Versi Tambo ini berisi aksara Arab Melayu.

Meski sejarah Minangkabau belum diketahui secara pasti, namun masyarakat Minangkabau meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari puncak Gunung Merapi di Sumatera Barat.

Merujuk pada artikel yang ditulis Rusdi Chaprian, kisahnya bermula pada masa pemerintahan Adityavarman. Adityavarman merupakan seorang raja yang pernah memerintah Pagarungan, pusat kerajaan Minangkabau.

Menyigi Aksara Minangkabau Dalam Pameran Hpn 2018

Tak hanya itu, ia juga menjadi raja pertama yang memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat. Kemudian pada abad ke-17, provinsi ini mulai lebih membuka diri terhadap provinsi lain, khususnya Aceh.

Sedangkan nama Minang yang digunakan di desa ini berasal dari rumor yang beredar bahwa Kerajaan Pagaruyung akan diserang oleh Kerajaan Majapahit Jawa. Pertarungan kerbau terjadi di kerajaan ini.

Setelah itu kedua nama tersebut menjadi nama desa Minangkabau. Sebagai peringatan atas kemenangan adu kerbau antara Kerajaan Paguruyung dan Kerajaan Majapahit, masyarakat Minangkabau membangun rangkyan atau rumah petak yang beratapnya mengikuti bentuk tanduk kerbau.

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Banyak teks sejarah yang menyebutkan bahwa pada masa itu masyarakat Minangkabau melakukan perjalanan dengan menggunakan kerbau. Hal ini diilhami oleh kepercayaan populer pada masa itu bahwa agama tersebut mengajarkan untuk mencintai binatang seperti gajah, kerbau, dan sapi.

Menelisik Peran Penting Perempuan Minangkabau Dalam Menyukseskan Pemilu 2024

Jatuhnya Kerajaan Paguryungan dan pengaruh Belanda dalam Perang Padri menjadikan pedalaman Minangkabau bagian dari Pax Netherlandica, atau kebijakan kolonial Belanda, yang berupaya menyatukan para pemukim Belanda.

Selain suku Minangkabau, terdapat suku lain di Sumatera Barat seperti suku Mandailing dan suku Batak. Kemunculan bangsa-bangsa ini dimulai pada masa Perang Padri pada abad ke-18.

Jadi, saat ini Sumatera Barat atau Minangkabau mempunyai 19 kota dan kabupaten. Suku Minangkabau masih menganut ungkapan “Adaik basandi syarak, syarak basandi Kitabullah” atau tradisi berdasarkan hukum Islam dan mengacu pada Kitabullah. Pendapat mengenai asal usul nama Minangkabau sangat beragam. Ada yang berasal dari mitos, gagasan yang dikembangkan secara lisan. Ada yang berdasarkan apa yang dipaparkan dalam Tambo Alam Minangkabau.

Selain itu, para ahli seperti sejarawan, antropolog, dan sosiolog telah melakukan penelitian terhadap nama Minangkabau. Berikut penjelasan asal usul kata Minangkabau menurut para ahli berdasarkan tema rangkaian dan secara etimologis dari bahasa Sansekerta.

Bikin Bergidik! 8 Misteri Di Tanah Minang, Santet Gadis Yang Menolak Cinta Pria Juga Ada

Poerbacaraka meyakini kata Minangkabau ada kaitannya dengan tulisan yang terdapat di Palembang, khususnya prasasti Kedukan Bukit. Teksnya berbunyi:

Menurut Poerbacaraka, kata tamwan dalam teks tersebut sama dengan bahasa Jawa Kuno, yaitu temwan, “temon” dalam bahasa Jawa modern dan “pertemuan” dalam bahasa Indonesia. Pertemuan yang dimaksud di sini adalah pertemuan sungai Kampar Kiri dan sungai Kampar Kanan.

Kemudian Poerbacaraka mengatakan bahwa kata Minangkabau berasal dari kata Minanga Tamwan. Masyarakat Sumatera Barat menyebutnya Minanga Kanwa dan kemudian Minangkabau.

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Prof. Dr. Muhammad Hussain Nainar adalah seorang profesor di Universitas Madras. Ia meyakini kata Minangkabau berasal dari Menon Khabu yang berarti “Tanah Pangkal” atau “Tanah Permai”.

Sejarah Kerajaan Islam Di Sumatera

Vander Took berpendapat bahwa asal usul kata Minangkabau berasal dari kata Pinang Khabu yang berarti “Tanah Asal” atau “Tanah Pangkalan” atau “Tanah Nenek Moyang”.

Menurutnya, kata Minangkabau berasal dari Binanga Kanwa yang berarti “Muara Kampar”. Pengetahuan ini semakin kuat sejak Chau Yu Kua mengunjungi Muara Kampar pada abad ke-13. Dari situ dia menjelaskan bahwa dia menemukan satu-satunya brosur dan tersebar luas di Sumatera bagian tengah.

Berdasarkan Tambo Pariangan yang menceritakan asal usul nama Minangkabau, konon suatu saat datang untuk menaklukkan kerajaan asing. Untuk menghindari pertumpahan darah, dicapai kesepakatan untuk menugaskan kerbau untuk melengkapi kemenangan. Pasukan asing menyediakan kerbau aduan yang besar dan kuat, sebaliknya masyarakat Minangkabau memanfaatkan anak kerbau sebagai makanan. Dalam pertarungan tersebut, anak kerbau tersebut merebut seekor kerbau besar dari induknya dan berlari untuk mengambil susu dari perut kerbau kelompok lain, sedangkan kerbau kecil ditancapkan semacam pisau di tanduknya, setelah itu perutnya; kerbau besar itu meledak.

Keberhasilan adu kerbau tersebut menginspirasi munculnya kata “manang kabau” yang berarti “mengalahkan kerbau”. Lalu kenapa disebut “Minangkabau” bukan “manang kabau”? Attubani (2012) mengatakan kemenangan ini disebabkan karena anak kerbau menggunakan “lubang”, gading tajam dan paku yang membuka perut lawannya.

Pesantren Dan Teknologi Percetakan

Hal ini sering disebutkan dalam mandala Hindu. Seperti dalam Sri Yantra dan Kalachakra Mandala, rangkaian pegunungan vulkanik Gunung Bukit Barisan sering disebut sebagai Gunung Meru atau Gunung Suci Surga. Gunung terbesar dan tertinggi disebut Gunung Mahameru, yang sering digambarkan sebagai piramida besar. Gunung ini menurut sebagian besar ahli dianggap Gunung Krakatau yang meletus pada tahun SM. pada tahun 11600. Minangkabau adalah nama lain dari pemukiman Sumatera Barat yang meliputi provinsi Sumatera Barat dan provinsi tetangganya antara lain Riau dan Jambi.

Sebelum kemerdekaan Indonesia, pendatang Miangkabau dari Sumatera menyebar ke daerah lain di nusantara dan Semenanjung Malaka, khususnya di provinsi Negeri Sembilan di Malaysia.

Masyarakat Minangkabau menganggap daerah antara Gunung Merapi, Singalang dan Sagu sebagai pusat kebudayaan Minangkabau dan tempat kelahiran nenek moyang mereka yang dikenal dengan istilah darek (tanah).

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Pemukiman yang diyakini tertua di wilayah Darek ini terletak di sekitar tiga luhak (sumur) di Kabupaten Tanah Datar, Agam, dan Limapuluh Kota saat ini.

Harato Pusako Tinggi, Harato Pusako Randah: Hukum Kewarisan Dalam Adat Minangkabau

Selain tempat asal tersebut, terdapat tempat di luar negeri yang disebut pasisié (pantai) yang letaknya di dataran rendah. Penduduk wilayah pesisir ini mengaku berasal dari Darek. Perbedaan Darek dan pasisie ini terutama terletak pada hierarki budaya masyarakat Minangkabau menurut wilayah tempat tinggalnya, bukan pembagian administratif wilayahnya.

Masyarakat Minangkabau mayoritas beragama Islam. Jarang terdengar masyarakat Minangkabau yang menganut agama lain, maupun yang tinggal di luar negeri dan terbuka terhadap berbagai kalangan pergaulan yang mencakup ras dan agama yang berbeda.

Sedikit sekali sejarah mengenai masyarakat, budaya dan agama masyarakat Minangkabau pada masa Masehi. pada abad-abad pertama. Informasi mengenai masyarakat dan kebudayaan Minangkabau pada masa itu banyak bersumber dari sejarah yang diwariskan secara turun temurun dalam bentuk lisan tambo (babad) dan kaba (prosa berirama yang dinyanyikan). Menemukan tes tertulis sangat sulit.

Prasasti yang ditulis di Batusangkar pada tahun 1357 menceritakan kisah tokoh Budha Adityavarman yang kemudian mendirikan Kerajaan Pagaryuung. Selain itu, benang Minangkabau berkisah tentang dua tokoh yang meletakkan dasar terciptanya bangsa Minangkabau beserta adat istiadatnya, yaitu Datuk Ketamanungan dan Datuk Perpatih Nan Sabatang.

Se Mapel Mulok Keminangkabauan Dikmen

Di antara berbagai versi Tambo, sejarah kedua tokoh tersebut, seperti meletakkan dasar bagi pembagian dua pipa (secara tradisional menjadi dasar pemerintahan) masyarakat Minangkabau (Bodi-Kaniago dan Koto-Piliang); keberadaan Karakter Adityavarman.

Demikian pula dikisahkan adanya sistem pemerintahan di bawah kendali raja Pagaruyung pusat dan sistem pemerintahan di bawah pemerintahan demokratis dewan Nagar di luar kerajaan Pagaruyung.

Kerajaan Pagaruyung tetap bertahan meski rincian sejarahnya terkadang hilang. Pada awal kerajaan Pagaruyung yang didirikan oleh Adityavarman, raja dan mungkin beberapa anak buahnya konon telah memeluk agama Budha.

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Kerajaan ini masuk Islam di bawah Sultan Alif pada pertengahan abad ke-16, meskipun pengaruh Islam diyakini sudah ada di Minangkabau lebih awal.

Membongkar Dokumen Letjen Tni (p) Azwar Anas: Sejarah Istano Silinduang Bulan Dan Kontroversi Raja Asli

Pasca naik takhtanya Sultan Alif, catatan sejarah masyarakat Minangkabau kembali hilang selama kurang lebih setengah abad dan muncul kembali pada tahun 1650 dengan penyebutan naik takhta Sultan Achmad Syah.

Sejak lama, sistem pemerintahan di Minangkabau didasarkan pada tiga bentuk kepemimpinan yang hidup berdampingan: Yang Dipertuan Raja Alam Pagarung, Raja Buo tradisional, dan Raja.

Ibadah di Sumpur Kudus. Ketiga sistem ini sering disebut tali selin tigo yang juga menandakan adanya kerja sama antara unsur negara, adat, dan Islam.

Pada abad ke-17 Islam semakin berkembang, terlihat dari dibangunnya pusat keagamaan Islam di Pariaman. Pada abad berikutnya, semakin banyak pesantren yang didirikan.

Pdf) Sejarah Pendidikan Islam Di Minangkabau

Sejumlah ulama dan lulusan pesantren merantau ke Arab Saudi, khususnya Mekkah, untuk melanjutkan pendidikan Islam. Ada di antara mereka yang tinggal menetap di tanah suci, ada pula yang kembali ke Minangkabau dan mendirikan sekolah baru untuk menampung umat Islam.

Kisah reformasi agama Islam dimulai ketika para jamaah haji pulang kampung pada tahun 1803 dengan membawa gagasan untuk menyucikan Islam. Haji Kasihan Pandai Sikat, Luhak Agam; Haji Abdurahman dari Piobang, Luhak di lima puluh kota; dan Haji Muhammad Arif dari Sumanik, Luhak Tanah Datar.

Saat itu, pola hidup masyarakat Minangkabau diwarnai dengan adat istiadat atau ritual yang tidak sesuai dengan agama Islam yang murni, seperti memancing ayam dan berjudi.

Sejarah Minangkabau Menurut Para Ahli

Ketiga pria dan pengikutnya ini mengembangkan ciri-cirinya masing-masing, antara lain mengenakan jubah putih, menumbuhkan janggut, tidak merokok, dan tidak makan buah bit. Mereka juga bersikeras menerapkan hukum kekerabatan dan waris sesuai ajaran Islam yang bersifat patrilineal. Aktivitas Ulama inilah yang memunculkan gerakan Padri (Perang Padri).

Minangkabau Dan Islam Nusantara

Ajaran ulama tentang bersuci dalam Islam sempat dipertanyakan oleh kelompok tradisionalis yang ingin menjaga prinsip kekerabatan dan hukum adat perkawinan. Kegagalan kelompok adat dan agama dalam menyelesaikan konflik berujung pada terbunuhnya para bangsawan di Pagaruyung

Arti sejarah menurut para ahli, asal usul minangkabau menurut para ahli, sejarah komputer menurut para ahli, sejarah menurut para ahli, pendidikan menurut para ahli, pengertian sejarah menurut para ahli, hipertensi menurut para ahli, fotografi menurut para ahli, insomnia menurut para ahli, definisi menurut para ahli, rebranding menurut para ahli, definisi sejarah menurut para ahli

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like