Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia – – Kerusakan di darat dan laut terbukti disebabkan oleh tangan manusia. Allah menghendaki mereka merasakan sebagian (akibat) perbuatannya, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

— Suatu hari di daerah saya sedang musim panen. Namun hasilnya berbeda dari biasanya. Banyak tumbuhan yang dirusak dan dimakan hewan. Ulat, tikus, babi, burung dan lain-lain. Pada akhirnya, banyak petani yang menderita kerugian. Modal yang dibutuhkan untuk menabur tidak sesuai dengan hasil panen. Faktanya, biaya penanaman lebih mahal dibandingkan panen.

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Kebanyakan petani di sini hidup di tanah milik negara dibandingkan tanah milik pribadi. Jadi jika Anda mempunyai proyek untuk fasilitas jenis baru, tanahnya pasti akan bergerak. Jadi itu tidak akan bertahan. Oleh karena itu, banyak lahan yang dibuka secara ilegal. Akhirnya lahan tersebut menjadi gurun. Meski ada proyek konstruksi baru, namun tidak bisa menjamin tingkat keberhasilan seperti sebelumnya.

Tabloid Washilah Edisi 119 By Tabloid Mahasiswa Washilah

Hutan dieksploitasi. Pohon ditebang. Jadi hutan tidak ada lagi dan menjadi gundul. Gulma dibakar. Itu kemudian digunakan sebagai lahan pertanian. Namun terungkap bahwa hal ini menciptakan ekosistem alam yang tidak seimbang.

Hutan tempat tinggal hewan telah menghilang. Sementara itu, mereka harus bertahan hidup dan terus berkembang biak. Makanan yang dimakannya telah hilang dan rusak akibat penggundulan hutan dan kebakaran. Akhirnya, hasil panen petani menjadi sasaran hewan-hewan tersebut.

Sehingga para petani kewalahan menghadapi hal ini. Jaring dipasang dan dia melarikan diri. Tampaknya jika Anda meracuni makanan, jumlah hewan bertambah. Pada akhirnya, hasil panen turun. Hal ini tidak seimbang dengan biaya modal.

Penelitian mengungkapkan bahwa semua kerusakan yang ada di sekitar kita adalah ulah manusia. Saya berharap melalui cerita ini banyak orang yang menyadari pentingnya menjaga lingkungan alam.

Kemarau Bikin Resah, Akibat Manusia Yang Berulah

Begitulah Islam mengatur dan memperingatkan umatnya sendiri. Hanya untuk perlindungan dan rasa bersalah bagi manusia itu sendiri. Namun kebanyakan dari kita lalai dan tidak memperhatikan hal ini.

Kini saatnya memberikan pengetahuan dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan perekonomian. Sebab, masyarakat yang sadar selalu memulihkan ekosistem alam yang sebenarnya. Maka hidup akan seimbang.

Saya berharap hal yang sama juga berlaku bagi umat Islam saat ini yang tidak memiliki tameng. Dengan menebarkan syariat Allah dan kebenaran Islam, maka manusia akan mendambakan kembalinya tameng tersebut. Biarlah rakyat negaranya hidup dalam kemakmuran dan kebahagiaan sejati. Amin

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Wacana pedagogis merupakan sarana pendidikan masyarakat. Kirimkan teks Anda ke media kami. Pendidikan Wacana akan memilih dan menerbitkan manuskrip tambahan pilihannya. Tulisan yang disampaikan dapat berupa opini, SP, puisi, cerita, sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqh, mendongeng, olah raga, kesehatan, pangan atau tulisan lainnya. Postingan tidak boleh mengandung hoax, SARA, ujaran kebencian atau konten apapun yang bertentangan dengan syariat Islam. Pengiriman adalah tanggung jawab penulis sendiri. Musim kemarau telah tiba. Tidak dapat dipungkiri kekeringan banyak terjadi di wilayah Indonesia. Salah satunya di Kecamatan Undaan, Kudus, Jawa Tengah. Oleh karena itu, mereka berinisiatif menggali sumur darurat ketika musim kemarau membawa dampak kekeringan dan menyulitkan seluruh warga mendapatkan air. Sumur darurat dibangun atau biasa disebut sumur Gowak dan digunakan untuk mengairi lahan pertanian dan membutuhkan air bersih setiap hari (Datik.com, 16/7/19)

Islam Mengatasi Banjir Bergilir

Menurut Direktur BNPB Letjen TNI Doni Manardo, pada September 2019, saat musim kemarau mencapai puncaknya, sebanyak 1.963 desa di 556 kabupaten dan 79 kabupaten otonom terkena dampak kekeringan. . Di antaranya Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Kekeringan juga memicu kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang membakar sekitar 3.517 hektar (Okezone.com, 15/7/19).

Faktanya, ketika terjadi kemarau, sulit mendapatkan air bersih. Hal ini terjadi di Desa Simongagrok, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto. Sulitnya mendapatkan air bersih selama sebulan. Pada akhirnya, warga sekitar harus memanfaatkan air sungai yang keruh dan kotor untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mencuci hingga mandi.

Warga mengeluh karena PDAM tak kunjung datang, dan banyak yang rela mengantri untuk mendapatkan air bersih dari waduk Kabupaten Mojokerto berkapasitas 3.300 liter di teras rumah tetangga. (Datik.com). 17 Juli 2019).

Kekeringan yang sebenarnya terjadi bukanlah fenomena alam biasa. Kekeringan seharusnya tidak menjadi penyebab utama kekeringan dimana-mana. Namun kekeringan juga bisa disebabkan oleh ulah manusia yang tidak menjaga dan mengelola alam dengan baik.

Konstitusi Melindungi Kearifan Lokal Demi Untuk Anak Cucu Kita

Akibat tangan jahil manusia yang memaksakan hal tersebut demi keuntungannya sendiri, banyak fungsi alam yang berubah dan siklus alam menjadi tidak berfungsi. Apa yang seharusnya dilindungi justru dihancurkan dan digunakan hanya untuk kebaikan dunia.

Tidak peduli di mana bangunan itu dibangun, konstruksi di mana pun dapat merugikan dan mencederai banyak orang. Tidak peduli apa dampaknya di masa depan, namun yang terpenting adalah manfaatnya bisa dicapai tanpa protes masyarakat.

Jika kapitalisme menjadi landasan seperti ini, maka fungsi alam bisa menjadi urusan sederhana. Semuanya untuk dijual. Alih-alih memperbaiki negara, rakyat malah menderita. Oleh karena itu, kekeringan parah yang terjadi pada musim kemarau semua disebabkan oleh tangan-tangan jahil dan haus kekuasaan.

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Allah SWT senantiasa memastikan manusia menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ar-Rum. 41 Artinya:

Kumpulan Puisi Tentang Alam

“Tangan manusia telah menyebabkan kerusakan yang nyata di darat dan laut. Allah ingin mereka merasakan bagian dari (akibat) perbuatannya, sehingga mereka dapat kembali (ke jalan yang benar).”

Jelaslah bahwa kekeringan yang terjadi bukanlah fenomena alam biasa, melainkan disebabkan oleh ulah manusia yang mengganggu berfungsinya alam. Orang yang tamak harus sadar bahwa merekalah yang harus melaksanakan aturan-aturan yang tercantum dalam Al-Qur’an, bukan menentangnya.

Alam semesta dan segala isinya, yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, harus tersedia bagi manusia demi kesejahteraan dan kesejahteraan hidup manusia di muka bumi, dan tentunya sesuai dengan aturan yang diberikan. Harus dilestarikan agar tidak musnah.

Kekayaan alam dikelola dengan baik menurut hukum Sang Pencipta, bukan menurut standar manusia. Hal ini karena manusia melakukan kesalahan dan menjadi serakah, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kerugian dan bencana alam yang tidak dapat dihindari.

Penyebab Tanah Longsor, Terdapat Faktor Alam Dan Ulah Manusia

Oleh karena itu, sistem pengelolaannya harus diubah. Kami bukan kapitalis yang hanya mementingkan materi. Namun alam tidak berubah fungsinya karena diatur oleh sistem Islam. Sebab, alam harus dilestarikan agar manusia bisa hidup sejahtera dan berkah. Dengan demikian, meski mendekati musim kemarau, masyarakat tidak terkena dampak kekeringan dan ketersediaan air bersih tetap terjaga. Pada awal tahun 2021, Indonesia mengalami beberapa kali bencana alam. Mulai dari banjir, tanah longsor, gempa bumi hingga letusan gunung berapi. Misalnya saja bencana banjir “Banjir di Kalimantan Selatan (2021) ini merupakan banjir terparah sepanjang sejarah,” kata Kisworo Dwi Cahyono, CEO Walhi Kalimantan Selatan. BPBD Kalsel merilis data harian per 14 Januari 2021, tercatat total 57 kali banjir berdampak pada 67.842 jiwa sejak awal tahun. Secara khusus, 19.452 rumah rusak. Dan wilayah Kalimantan Selatan kini telah dinyatakan waspada banjir.

Berdasarkan laporan tahun 2020, terdapat 814 lubang tambang dari 157 perusahaan batubara yang masih aktif bahkan terbengkalai tanpa rehabilitasi, belum lagi perkebunan kelapa sawit yang menurunkan daya serap tanah. “Hal ini menunjukkan ketahanan lingkungan Kalimantan Selatan dalam keadaan darurat antariksa dan bencana ekologi. Kita sering diingatkan bahwa hampir 50% dari total luas wilayah 3,7 juta hektar sudah ditempati oleh pertambangan dan perkebunan kelapa sawit. .Minyak, kamu butuh izin bertani,” kata Kisworo kepada Suara.com (15 Januari 2021).

Zenzi Suhadi, Kepala Departemen Penelitian Kebijakan Lingkungan dan Advokasi Hukum Forum Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), mengatakan: “Hal ini terjadi karena keseimbangan ekologi, penyerapan dan penyangga (banjir di Kalimantan Selatan) melalui penebangan dan ekstraksi alam,” Kompas. com, Rabu (20 Januari 2021). Ia menilai, untuk mencegah terjadinya bencana alam besar, pemerintah harus melakukan upaya serius dalam memulihkan lingkungan, mengingat curah hujan yang turun tidak banyak dibandingkan dengan kawasan hutan yang tersisa. Menyalahkan hujan atas bencana ini berarti pemerintah menghindari masalah mendasar. Ia kemudian dengan tegas menyimpulkan: “Oleh karena itu, jika banjir terulang kembali di masa depan, itu bukan lagi bencana alam melainkan kejahatan yang direncanakan.”

Puisi Tentang Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia

Setiap musibah atau musibah yang terjadi tentu merupakan bagian dari ketetapan atau Qadah Allah. Hal tersebut tidak dapat ditolak atau dicegah, dan musibah atau musibah harus dibalas dengan rahmat, suka cita, amanah, Istarza’ dan kesabaran, sesuai perintah Allah (QS. Al Baqoroh (2); 155-157). Selain itu Nabi juga bersabda: “Tidak seorang muslim pun yang boleh ditimpa musibah (musibah) berupa penderitaan, kesakitan, kesedihan, kebingungan, kesusahan atau tertusuk duri, kecuali Allah menghapuskan dosa-dosanya (HR. Buhari dan Muslim)

Muslim Wajib Peduli Alam Dan Lingkungan

Kesabaran dalam menghadapi bencana harus diiringi dengan refleksi untuk mengambil hikmah guna membangun sikap, perilaku, dan tindakan ke depan untuk membangun kehidupan yang lebih baik, termasuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana dan meminimalkan atau memitigasi dampaknya.

Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam surat At Taubah (9) ayat 51 dikatakan bahwa musibah terjadi atas kemauan dan kecenderungannya sebagai Qadha. Namun Allah swt. Ia juga mengingatkan bahwa bencana juga disebabkan oleh ulah manusia. Allah berfirman: “Bencana apa pun yang menimpa kamu, itu adalah akibat perbuatanmu sendiri. Allah mengampuni sebagian besar (dosa-dosamu).” TQS Asy-Syura (42):30.

Selain hujan lebat, penyebab banjir di satu wilayah adalah keserakahan korporasi. Transformation for Justice (TuK), sebuah lembaga swadaya masyarakat Indonesia, menyebutkan pada tahun 2017, 25 konglomerat Taipan mengelola 5,8 juta hektar lahan kosong untuk perkebunan kelapa sawit atau setara dengan 3,3 juta hektar atau 57% dari seluruh ruang terbuka di Kalimantan. Disusul Sumatera dengan luas 1,9 juta hektar (33%) dan Sulawesi dan Papua dengan 4% sisanya (cnnindonesia.com, 2019).

Data di atas hanya berlaku untuk perusahaan kelapa sawit, bukan pertambangan, dan jumlahnya banyak. Apabila tanah dikelola oleh badan hukum, maka penggunaan tanah ditujukan untuk:

Pesan Dari Puisi Di Atas Adalah?plis Dijawab​

Contoh kerusakan alam akibat ulah manusia, kerusakan alam akibat ulah manusia, kerusakan lingkungan alam akibat ulah manusia, ayat alquran tentang kerusakan alam akibat ulah manusia, berita kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, artikel tentang kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, kerusakan akibat ulah manusia, artikel tentang kerusakan alam akibat ulah manusia, puisi kerusakan alam akibat ulah manusia, gambar kerusakan alam akibat ulah manusia, artikel kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like