Asal Usul Minangkabau Menurut Para Ahli – Indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya, salah satunya adalah suku Minangkabau atau biasa disebut Minang. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), suku Minangkabau merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia.
Menurut data BPS sebaran suku di Indonesia tahun 2010, suku Minangkabau menempati urutan ketujuh dengan jumlah penduduk 6.462.713 jiwa atau 2,73% dari jumlah penduduk Indonesia. Pertama adalah suku Jawa dengan jumlah penduduk 95 juta jiwa, suku Sunda dengan jumlah penduduk 36 juta jiwa, dan suku Batak dengan jumlah penduduk 8,4 juta jiwa.
Ingin mengetahui lebih jauh tentang asal usul dan budaya suku Minangkabau? Baca pembahasan selengkapnya di artikel ini.
Suku Minangkabau berasal dari provinsi Berat Sumatera. Desa Minangkabau terletak di Tanah Datar, Kabupaten Sungayang, Sumatera Barat.
Dalam buku Gama Kunciko Pelajar dan Ensiklopedia Umum, suku Minangkabau berasal dari dua suku utama; Suku Koto Piliang didirikan oleh Datuak Katumaggungan. Suku lainnya adalah suku Bodi Chaniago yang didirikan oleh Datuak Parpatiah nan Sabatang.
Seiring berjalannya waktu, kedua suku ini kemudian menjelma menjadi beberapa suku. Beberapa di antaranya adalah suku Tanjuang, Chaniago, Koto, Piliang, Guci, Simabur, Sikumbang, Jambak, dan Malayu.
Merujuk pada buku Hubungan Budaya-Sejarah Minangkabau dan Negeri Sembilan karya Saifullah dan Febri Yulika, ada dua sumber yang dapat digunakan untuk menjelaskan asal usul nama suku Minangkabau, yaitu pendapat para ahli dan pendapat. Tambo Alam Minangkabau.
Ada tiga ahli yang mempunyai alasan tersendiri mengenai asal usul nama suku Minangkabau. Menurut Prof Poerbocoroko, kata Minangkabau berasal dari kata Minanga Tamwan yang berarti pertemuan dua sungai.
Sungai yang dimaksud adalah sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan. Secara geologis, kedua sungai tersebut berasal dari daerah bernama Minangkabau. Kata “Minanga Tamwan” adalah nama penduduk setempat, kemudian diubah menjadi Minangkabau.
Menurut Vander Tuuk, kata Minangkabau dari ‘Pinang Khabu’ berarti tanah air. Daerah itulah yang sekarang disebut Minangkabau, dulunya merupakan daerah asal atau tempat asal banyak anak Nagari dari daerah sekitarnya. Kata ‘Pinang Khabu’ kemudian memberi nama Minangkabau hingga meluas.
Sultan Muhammad Zain berpendapat bahwa itu berasal dari kata ‘Minanga Kanvar’ yang berarti suku Minangkabau Muara Kampar. Sebagai informasi, Muara Kampar pernah menjadi pelabuhan utama di pedalaman Sumatera.
Menurut pendapat Tambo Alam Minangkabau, asal usul nama Minangkabau berasal dari ‘Manang Kabau’ atau ‘Minang Kabau’. Dua kata cerita ini menceritakan tentang kemenangan para pemimpin setempat atas kerbau di kerajaan Majapahit.
Nama Minangkabau berasal dari ekspedisi yang dilakukan Kerajaan Majapahit pada abad ke-16. Untuk menghindari terjadinya perkelahian, penduduk setempat menyarankan agar mereka mengirimkan kerbaunya untuk melawan para peternak Jawa milik pasukan Majapahit.
Seharusnya Majapahit segera melahirkan kekuatan yang besar dan suka berperang. Sedangkan warga sekitar hanya melahirkan seekor anak sapi yang kelaparan. Namun mereka menusukkan pisau ke masing-masing tanduk anak kerbau tersebut.
Hebatnya lagi, seekor anak kerbau dengan pisau di tanduknya berhasil mengalahkan pasukan kerbau Majapahit yang berjumlah besar. Nama Minangkabau kemudian menjadi terkenal karena kemenangan tersebut.
Suku Minangkabau mempunyai kebudayaan yang unik. Sejak abad keempat belas dan seterusnya, banyak orang Minang yang bermigrasi ke Negeri Sembilan, Malaysia di pantai timur Sumatera. Hal inilah yang membuat bangsa Minangkabau terkenal dengan budaya luar negerinya.
Tak hanya itu, masyarakat Minang juga terkenal dengan kulinernya yang didominasi rasa pedas. Menurut buku Masakan Minangkabau karya Murdijati Gardjito dan lain-lain, beberapa kuliner khas Minangkabau antara lain rendang, sate padang, dendeng batokok, dan ayam pop.
Masyarakat Minangkabau sebenarnya juga dikenal pandai dalam menjalankan bisnis. Oleh karena itu, sudah menjadi ungkapan yang populer di masyarakat bahwa orang Padang adalah kependekan dari bisnis yang baik.
Masyarakat Minangkabu dikenal mempunyai filosofi “Adaik Basandi Sarak, Slamak Basandi Kitabullah”. Sederhananya, filosofi orang Minang berarti menjadikan Islam sebagai landasan utama kehidupan sehari-hari.
Suku Minangkabau menganut sistem matrilineal yang berarti keturunan dari perempuan. Segala kekayaan dan nama keluarga akan dialihkan kepada perempuan. Dalam hal ini perempuan mempunyai peran dan tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan laki-laki, Provinsi Sumatera Barat didominasi oleh suku Minang. Sebanyak 4.846.909 jiwa penduduk Sumbar merupakan etnis Minang. Namun tahukah anda dimana sebenarnya disebutkan dalam suku Minang?
Menurut isi buku sejarah situs budaya Minangkabau di Jorong Batur, sejarah Minangkabau secara umum hanya dapat diketahui dari Tambo.
Tambo merupakan epos atau cerita yang menjelaskan asal muasal nenek moyang masyarakat Minangkabau hingga membentuk berbagai organisasi hingga saat ini.
Namun diperkirakan hanya sekitar 2 persen isi cerita dalam tambo tersebut merupakan fakta sejarah. Pasalnya, materi drum penuh dengan komentar umum dan pribadi.
Jalan Tambo yang menyebar ke Sumatera disebut Tambo Layang. Tambo Layang berumur sekitar 200 tahun. Tambo jenis ini berisi tulisan Arab Melayu.
Meski sejarah Minangkabau belum diketahui secara pasti, namun masyarakat Minangkabau meyakini bahwa nenek moyang mereka berasal dari puncak Gunung Merapi di Sumatera Barat.
Seperti yang ditulis Rusdi Chaprian, kisahnya bermula dari masa pemerintahan Adityawarman. Adityawarman adalah seorang raja yang pernah memerintah di Pagaruyungan, pusat kerajaan Minangkabau.
Tak hanya itu, ia juga menjadi raja pertama yang memperkenalkan sistem kerajaan di Sumatera Barat. Kemudian pada abad ke-17, provinsi ini mulai lebih terbuka terhadap provinsi lain, khususnya Aceh.
Sedangkan kata Minang yang digunakan di desa ini bermula dari rumor yang menyebutkan bahwa Kerajaan Pagaruyung akan diserang oleh Kerajaan Majapahit dari Provinsi Jawa. Pertarungan sesungguhnya telah terjadi di dunia ini.
Sehingga kemudian kedua kata tersebut menjadi nama desa Minangkabau. Sebagai monumen kemenangan konflik antara Kerajaan Paguruyung dan Kerajaan Majapahit, masyarakat Minangkabau membangun rangkiang atau rumah loteng yang atapnya berbentuk tanduk kerbau.
Banyak dokumen sejarah yang menyebutkan bahwa kekayaan alat transportasi orang Minangkabau pada masa itu adalah kerbau. Hal ini juga dianjurkan karena agama tersebut diyakini mencintai binatang seperti gajah, kerbau, dan sapi.
Hancurnya kerajaan Paguruyungan dan pengaruh Belanda yang diakibatkannya dalam Perang Padri di Minangkabau di pedalaman menjadi bagian dari Perdamaian Belanda, atau rencana kolonial Belanda, yang berupaya menyatukan wilayah jajahan Belanda.
Selain suku Minangkabau, terdapat suku lain di Sumatera Barat seperti suku Mandaili dan Batak. Kebangkitan suku-suku ini dimulai pada masa Perang Padri pada abad kedelapan belas.
Negara bagian Sumatera Barat atau Minangkabau terdiri dari 19 kota dan kabupaten. Sampai saat ini bangsa Minangkabau masih menganut pepatah “Adaik basandi slamak, slamak basandi Kitabullah” yang berdasarkan syariat Islam dan mengacu pada Kitab Allah.
Kecemasan menurut para ahli, asal usul manusia menurut para ahli, teori asal usul manusia menurut para ahli, cerita asal usul minangkabau, asal usul minangkabau menurut tambo, csr menurut para ahli, sejarah menurut para ahli, insomnia menurut para ahli, asal usul bangsa indonesia menurut para ahli, asuransi menurut para ahli, asal usul para nabi, asal usul suku minangkabau