Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah – Aliran dalam Islam yang mempercayai Ali bin Abi Thalib (khalifah keempat al-Kulafa’ ar-Rasidun; 603-661) dan keturunannya sebagai imam atau pemimpin agama dan umat setelah wafatnya Nabi SAW disebut Syiah. Dari segi bahasa, kata “Syiah” berarti “seorang pengikut, kelompok atau kelompok”, seperti dalam surat As-Safat (37) ayat 83 yang artinya: “Dan sesungguhnya dia termasuk golongan Ibrahim (Nue)”.

Saat ini, sekitar 20 persen umat Islam menganut Syiah. Pengikut Syiah tersebar di Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan, India, Lebanon, Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, bekas Uni Soviet, serta di beberapa negara Amerika dan Eropa.

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Sejarah lahirnya Syiah. Para sejarawan Islam mempunyai pandangan berbeda mengenai asal usul lahirnya kaum Syi’ah. Ada yang berpendapat bahwa kaum Syi’ah lahir segera setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, yakni pada masa perebutan kekuasaan antara kelompok Muhajirin dan Ansar di balai pertemuan Skifah Bani Saida.

Sejarah Islam: Aliran Aliran Atau Sekte Sekte Dalam Islam Halaman 1

Saat itu muncul suara dari Bani Hasyim dan sejumlah kecil Muhajir yang menuntut khilafah Ali bin Abi Thalib. Ada pula yang berpendapat bahwa kaum Syi’ah muncul pada akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan (memerintah 644-656) atau pada awal kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

Saat itu terjadi pemberontakan terhadap khalifah Utsman bin Affan, akhirnya Utsman wafat dan masyarakat menuntut agar Ali bin Abi Thalib bersedia menjadi khalifah.

Pendapat paling populer menyatakan bahwa Syi’ah lahir setelah kegagalan perundingan antara kekuatan Khalifah Ali dan pemberontak Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Siffin atau lebih dikenal dengan sebutan al-Tahim atau Arbitrase.

Akibat kegagalan tersebut, sebagian tentara Ali memberontak melawan pemimpinnya dan meninggalkan pasukan Ali. Mereka disebut kelompok Khawarij (orang-orang yang keluar). Kebanyakan loyalis Khalifah disebut Shiatu Ali (pengikut Ali).

Syiah (sejarah Dan Teologi)

Pandangan Syiah bahwa Ali bin Abi Thalib adalah Imam atau Khalifah yang seharusnya menggantikan Nabi di Masjid Syiah Bagdad, suksesi Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809) Muhammad SAW lebih besar dari Nabi Muhammad SAW. SAW masih hidup, yang berarti Nabi Muhammad SAW sendiri yang bersabda. Oleh karena itu, menurut kaum Syi’ah, hakikat pendidikan Syi’ah sendiri sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

Namun terlepas dari semua pertimbangan tersebut, yang jelas Syi’ah baru muncul ke permukaan setelah terjadinya pertempuran antara tentara Ali melawan tentara Muawiyah, bahkan di antara tentara Ali. Di dalam pasukan Ali juga terjadi konflik antara mereka yang tetap setia kepada Ali dan mereka yang memberontak.

Setelah Ali bin Abi Thalib wafat pada tahun 40 H/661 M. karena ditusuk dengan benda tajam beracun oleh Abdur Rahman bin Muljam, kedudukan khalifah berpindah dari istrinya Fathimah kepada putra Khalifah Ali, Hasan bin Ali. . – Zahra, putri Nabi Muhammad SAW.

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Kekuasaan Hasan bin Ali tidak bertahan lama karena pendukungnya semakin berkurang. Dan pengikut Muawiyah bin Abu Sufyan yang mengklaim kursi khalifah untuk dirinya bertambah.

Rasionalisme Mazhab Syiah

Kelakuan buruk ini akhirnya memaksa Hasan bin Ali menyerahkan kedudukannya kepada Muawiyah dengan syarat yang disepakati bersama, yaitu: setelah Muawiyah, khilafah diserahkan kepada pilihan rakyat, bukan kepada dirinya. Terkutuklah Ali bin Abi Thalib. , dan tidak membalas terhadap kaum Syiah.

Namun, Muawiyah tidak menepati janjinya. Ia mengalihkan kedudukannya sebagai khalifah kepada putranya (Yazid), Ali bin Abi Thalib, yang selalu dikutuk, dan memburu pengikut Syiah Ali.

Akibat perlakuan yang dilakukan Muawiyah, kaum Syi’ah hidup dalam suasana tegang dengan penguasa. Ketegangan ini berakhir pada tanggal 10 Muharram 61, ketika Husain bin Ali dan beberapa kerabat Nabi Muhammad SAW dibantai di padang Karbala Irak.

Peristiwa ini menimbulkan pemberontakan panjang di kalangan sebagian pengikut Syiah di kemudian hari, seperti pemberontakan Mukhtar as-Saqfi, pemberontakan Zayd bin Ali bin Husain, pemberontakan Yahya bin Zayd, dan pemberontakan Nafs az-Zaqiya. .

Tasannun Dan Tasyayyu’, Bertemu Lagi Dalam Tasawuf

Masalah Imamah. Seiring berkembangnya zaman dan sesuai dengan keadaan umat Islam lainnya, berkembanglah berbagai pemikiran keislaman di kalangan Syiah yang awalnya terfokus pada tokoh Ahlbayt (keluarga Nabi Muhammad SAW) seperti Ali bin. Husain Zainal Abidin. Muhammad al-Baqir, Zayd bin Ali dan Ja’far as-Sadiq.

Pertimbangan yang paling penting adalah persoalan Imamah atau kepemimpinan umat Islam sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Hampir semua aliran Syiah menekankan pentingnya kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Masalah Imamah inilah yang membedakan Syiah dengan aliran Islam lainnya seperti Khawariz, Muqtazilah dan Ahlusuna Waljama.

Dalam hal ini kelompok Syiah mengajukan alasan-alasan keimanan yang berbeda-beda, baik alasan ‘aqliyyah (rasional) maupun alasan ‘aqliyyah (berdasarkan apa yang tertulis, yaitu Al-Qur’an dan hadits). Alasan Naqliyya adalah: Pertama, Surat Al-Ma’idah (5) ayat 55 yang artinya:

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan dan mengeluarkan zakat, ketika (mereka menaati Allah).

Pembesar Sahabat Nabi Saw Yang Syiah (bag. 2)

Kedua, sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Ahmad: “Barangsiapa mengira bahwa akulah pemimpinnya, maka Ali-lah pemimpinnya.”

Sekte di kalangan Syiah. Selain memecah belah Syiah dengan sekte Islam lainnya, pertanyaan tentang imam juga menciptakan sekte di dalam Syiah. Semua aliran Syiah sepakat bahwa Imam pertama adalah Ali bin Abi Thalib, kemudian Hasan bin Ali, dan kemudian Husain bin Ali. Namun setelah itu timbul perselisihan mengenai siapa yang akan menggantikan Imam Husain.

Dalam hal ini, muncul dua faksi di dalam Syiah. Kelompok pertama berpendapat bahwa Imamah diturunkan kepada Ali bin Hussain Zaynal Abidin putra Hussain bin Ali, sedangkan kelompok kedua meyakini bahwa Imamah diturunkan kepada Muhammad bin Hamfiyyah putra Ali bin Abi Thalib dan bukan dari Fatima.

Akibat perbedaan antara kedua kelompok ini, muncullah berbagai sekte dalam aliran Syiah. Beberapa aliran tersebut tidak bisa disebut sekte atau aliran sesat karena hanya merupakan pendapat orang atau kelompok kecil saja.

Menag Akan Afirmasi Syiah Dan Ahmadiyah Di Indonesia

Ada banyak perbedaan pendapat di kalangan penulis klasik mengenai jumlah sekte dalam Syiah. Namun para ulama umumnya membagi aliran Syiah menjadi empat kelompok besar, yaitu Qasaniyya, Zaydiyya, Imamiyya, dan Gulati.

Grup Cassania. Qaisaniyah merupakan aliran Syiah yang mempercayai kepemimpinan Muhammad bin Hanafiya sepeninggal Husain bin Ali. Nama Qaysania diambil dari mantan abdi Ali bin Abi Thalib, Qaysan atau Mukhtar bin Abi Ubaid, juga dikenal sebagai Qaysan.

Aliran Kasania dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, mereka yang meyakini bahwa Muhammad bin Hanafia sebenarnya tidak mati, melainkan hanya sekedar kasat mata dan akan kembali ke dunia nyata pada akhir zaman.

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Ia yakin bahwa Muhammad bin Hanafia adalah Imam Mahdi yang dijanjikan. Yang tergabung dalam kelompok Qaysaniyyah antara lain adalah kelompok Al-Qarbiyah pengikut Abi Karb ad-Darir.

Solution: Tugas Kelompok Tauhid

Kedua, kelompok tersebut meyakini Muhammad bin Hanafia telah meninggal, namun jabatan imam diserahkan kepada Abi Hasyim bin Muhammad bin Hanafia. Golongan ini termasuk golongan Hashimiya, pengikut Abi Hasyim. Sepeninggal Abi Hasyim, sekte ini bubar.

Menurut Ibnu Khaldun, diantara kelompok Hasyim yang terpecah menjadi beberapa kelompok adalah penguasa pertama Dinasti Abbasiyah, yaitu Abu Abbas as-Safah dan Abu Ja’far al-Mansur. Lebih lanjut Ibnu Khaldun meriwayatkan bahwa sepeninggal Abi Hasyim, jabatan Imam diberikan kepada Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, kemudian kepada Ibrahim al-Imam, as-Safah dan al-Mansur.

Sekte Kasania ini sudah ada sejak lama. Namun kehebatan dan keagungan nama Muhammad bin Hanafiya masih dapat kita temukan dalam cerita-cerita rakyat, seperti cerita rakyat Aceh dan Hikayat Melayu yang terkenal, Hikayat Muhammad Hanafiya. Kisah ini sudah dikenal di Malaka sejak abad ke-15.

Kelompok Zaydia. Zaydiyyah merupakan salah satu aliran dalam Syi’ah yang meyakini kepemimpinan Zayd bin Ali bin Hussain Zainal Abidin setelah kepemimpinan Hussain bin Ali. Ia tidak mengakui kepemimpinan Ali bin Husain Zainal Abidin yang diakui aliran Imamiyah, karena menurutnya Ali bin Husain Zainal Abidin dianggap tidak layak menjadi pemimpin.

Doktrin Aliran Syiah Yang Paling Berbahaya • Konsultasisyariah.com

Dalam Zaydiya, seseorang dapat diangkat menjadi Imam apabila memenuhi lima kriteria, yaitu Fathimah binti Muhammad SAW, ilmu agama, Zahid (hidup hanya dalam ibadah), mengangkat senjata dan berperang di jalan Allah SWT, menjadi keturunan dan menjadi berani. Aliran Zaydiyya konon telah mengakui keabsahan Khalifah atau Imam Abu Bakar as-Siddiq (Khalifah pertama) dan Umar bin Khattab (Khalifah kedua).

Teologinya menyatakan bahwa ia tidak menolak prinsip imam al-mafdul maa wajud al-afdal, yaitu orang yang lebih rendah pahalanya dibandingkan orang lain yang juga bisa menjadi imam atau pemimpin. Walaupun ada orang yang lebih tinggi darinya. Dalam hal ini, kedudukan Ali bin Abi Thalib lebih tinggi dibandingkan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Oleh karena itu, aliran Zaydiyya dianggap sebagai aliran Syiah yang paling dekat dengan Sunnah.

Mengenai Imam, Madzhab Zaydiya mempunyai pendapat yang berbeda dengan Madzhab Itna ‘Ashiya’ atau dua belas Syiah yang berpendapat bahwa kedudukan Imam harus sesuai nash. Menurut Zaidiyyah, Imamah tidak boleh didasarkan pada kitab suci, tetapi dapat didasarkan pada usaha atau pilihan.

Apa Yang Dimaksud Dengan Aliran Syiah

Dari segi teologis, pengikut mazhab Zaydiyya menganut teologi Muqtazilah. Oleh karena itu tidak mengherankan jika beberapa tokoh Muqtazila, khususnya Muqtazila Bagdad, berasal dari golongan Zaydiyya, antara lain Qadi Abdul Jabbar, tokoh Muqtazila terkenal yang menulis kitab Sirah al-Usul al-Kamsah.

Pdf) Syiah: Dari Kemunculannya Hingga Perkembanganya Di Indonesia

Hal ini mungkin disebabkan oleh kedekatan hubungan antara Wasil bin Atta, pendiri Muqtazilah, dan Imam Zayd bin Ali. Akibatnya timbul kesan bahwa ajaran Muqtazilah berasal dari Ahlul Bayt atau sebaliknya justru dipengaruhi oleh Zayd bin Ali Wasil bin Atta, sehingga mempunyai sikap yang lebih dekat dengan Sunnah.

Cabang Jarudiya merupakan pengikut Abi Jarud Ziyad bin Abu Ziyad. Aliran ini meyakini bahwa Nabi SAW mengangkat Ali sebagai penggantinya atau Imam berikutnya. Namun penetapannya tidak dalam bentuk yang jelas, melainkan dengan isyarat (bukan isyarat langsung) atau dengan

Apa yang dimaksud dengan aliran energi, apa yang dimaksud dengan syiah, apa itu aliran syiah, apa itu aliran syiah dan sunni, apa itu aliran agama syiah, aliran syiah yang sesat, apa yang dimaksud ajaran syiah, apa sih aliran syiah itu, apa yang dimaksud dengan, apa yang dimaksud dengan erp, apa aliran syiah, apa yang dimaksud aliran syiah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like